Monday, 14 September 2015

LAPORAN STUDI KASUS ANAK Bimbingan dan Konseling



A.  IDENTITAS SUBYEK
Nama                        : Fitriani
Jenis Kelamin           : Perempuan
Umur                        : 17 tahun
Kelas                        : 2 SMA Darussalam

B.  IDENTIFIKASI MASALAH
Fitriani adalah anak kedua dari 3 bersaudara. Saat ini dia kelas 2 SMA di salah satu SMA di Desanya. Setiap hari dia selalu membantu orangtuanya memasak, mencuci pakaian dan mencuci piring. Dia juga kadang-kadang bermain dengan teman-temannya. Saat pulang sekolah  dia selalu belajar mengulang kembali materi yang disampaikan oleh gurunya sehingga prestasi di sekolahannyapun bagus dan selalu masuk 10 besar.
Kakak pertama Fitriani adalah Kak Saidul, saat ini dia berusia 20 tahun dan adik laki-lakinya berumur  9 tahun kelas 4 SD. Setelah kedua orangtuanya memutuskan untuk menjadi TKI di Malaysia, kini Fitriani tinggal dengan adik dan kakaknya.
Sebulan kemudian, kakaknya Fitriani juga menyusul kedua orangtuanya ke Malaysia. Meskipun dia sebenarnya tidak setuju jika kakaknya pergi, namun kakaknya tetap pergi karena keadaan ekonomi. Kini Fitriani tinggal berdua dengan adeknya dan tinggal di rumah saudara ibunya.
Keesokan harinya saat Fitriani pergi keluar sama pacarnya, dia tidak pernah memberi tahu pada bibiknya untuk pergi. Pada saat itu dia mengalami kecelakaan, yang membuat dia malu pulang ke rumah bibiknya kemudian dia menghubungi pamannya untuk menjemputnya dan tinggal di rumahnya. Sejak kejadian itu, Fitriani tampak murung dan sedih. Ia juga jarang bergaul dengan teman-temannya lagi. Disekolah prestasinya menurun. Saat ditanya oleh gurunya kenapa beberapa hari tidak masuk? Ia hanya menjawab sedang sakit dan tidak mau menceritakan tentang masalah yang sedang dialaminya.
Satu Minggu berlalu Fitrianipun menceritakan kejadian yang dialaminya kepada kakaknya. Ayah dan Ibunya juga mengetahui hal tersebut dan mulai saat itu Fitriani tidak di kirimkan uang belanja lagi. Kehidupan Fitrianipun berubah. Setiap harinya ia pergi keluar sama pacarnya dan akhirnya dikeluarkan dari Sekolah karena tidak pernah bayar uang SPP. Ayah dan ibunya tidak pernah pulang lagi ke Indonesia karena sangat kecewa dengan kelakuan Fitriani. Adik Fitriani masih tinggal di rumah bibiknya namun dia pun menjadi anak yang liar dan ikut bergabung dengan geng-geng nakal.
Gejala yang Nampak.
a. anak menjadi minder.
b. anak menjadi murung.
c. berdiam diri tidak mau menceritakan apa yang terjadi.
d. keadaan sikapnya mulai berubah.
e. prestasi belajarnya menurun.


C.  DIAGNOSIS

Jenis masalah
Bentuk masalah
1. Keluarga
a.  Kurangnya perhatian dari orangtua
b.  Orangtua malah meninggalkannya ketika ia
     sedang membutuhkan bantuan

2. Lingkungan
a. Dikeluarkan dari sekolah
b. Menjadi minder dan pendiam


                                                                       
D.  PROGNOSIS
            Dalam permasalahan ini bentuk bantuannya dengan menggunakan strategi interaktif. Dilaksanakan dalam bentuk interaksi langsung antar siswa dengan anak yang menghadapi masalah, baik dengan pendekatan individual maupun kelompok. Bentuk bantuan ini misalnya nasihat, konseling, konsultasi atau pengajaran individual.Tapi tidak  dengan strategi interaktif saja tetapi juga membutuhkan bantuan yang disebut referral atau alih tangan.Pada kasus ini yaitu anak yang mengalami gangguan moral dan mental maka penanganannya diserahkan ke dokter dan psikolog.
Langkah-langkahnya dapat ditempuh sebagai berikut:
1.    Jenis masalah          : masalah keluarga
Bentuk masalah      : kurangnya perhatian keluarga
2.    Intensitas masalah yang lebih besar adalah Fitriani mengalami perubahan sikap setelah ditinggal oleh orangtuanya.
3. Urutan prioritas sesuai dengan intensitas masalah.
a.    Setelah ditinggal orangtuanya anak kurang perhatian.
b.    Setelah kejadian kecelakaan itu anak menjadi minder.
c.    Perubahan sikap anak yang drastis.
d.   Dikucilkan keluarganya dan lingkungannya.
e.    Hidupnya menjadi berantakan
4. Alternatif yang dapat dilakukan sesuai dengan rumusan masalah tersebut.
a.    Dengan pendekatan agar anak itu mau berbicara tentang masalah yang sedang dihadapinya.
b.    Mengajak anak untuk konsultasi di bimbingan konseling yang ada disekolahnya
5. a.  Dengan melakukan pendekatan karena dengan cara ini anak akan lebih  diperhatikan
dan mau memberitahukan tentang apa yang sedang dialaminya.
b. Dengan mengajak anak konsultasi membuat anak semakin terbuka dan membantu untuk memecahkan masalahnya.
6. Rencana pemberian bantuan dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut:
a. Kapan dilaksanakannya?
Saat jam pulang sekolah guru dapat memberikan pendekatan terhadap anak sehingga anak akan lebih terbuka
b. Dimana tempatnya?
Diruang BK yang khusus untuk konsultasi
c. Siapa yang melaksanakan?
Anak yang mempunyai masalah dan guru Bk maupun wali kelas
d. Bagaimana pengelolaannya?
Guru melakukan pendekatan terhadap anak,lalu mencoba memecahkan masalahnya dengan berbagai strategi yang dilakukan dan beberapa pendekatan interaksi setelah itu dilakukan konferensi kasus.

E.  TREATMENT
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola pemberian bantuan antara lain:
a.    Perencanaan program
Program apa saja yang harus dilakukan oleh guru BK dalam menangani kasus tersebut.
Seperti  program temu wali murid untuk mendekatkan siswa dengan orangtua serta teman-temannya.
b.    Pengorganisasian
Sistem organisasinya harus jelas  agar pelaksanaan pemberian bantuan dapat mencapai hasil yang maksimal.
c.    Pengaturan dan pembagian tugas diantara personal yang terkait
Pembagian tugas harus jelas diantara para personal yang akan menghadapi berbagai macam masalah.
d.   Pendekatan dan teknik yang digunakan.
Dengan menggunakan pendekatan dan teknik emosional  gejala jiwa yang ada di dalam diri seseorang. Emosi berhubungan dengan masalah perasaan. Seseorang yang mempunyai perasaan pasti dapat merasakan sesuatu, baik perasaan jasmaniah maupun perasaan rohaniah.Perasaan rohaniah di dalamnya ada perasaan intelektual,perasaan estetis,perasaan etis,perasaan social,dan perasaan harga diri.
e.    Koordinasi
Dengan melakukan pembagian dan koordinasi yang jelas diantara personil yang terkait.
f.     Pemantauan dan evaluasi.
Melakukan evaluasi setelah permasalahan itu diselesaikan apakah masih berdampak pada anak ataupun tidak.
F.   EVALUASI DAN TINDAK LANJUT
Langkah evaluasi dan tindak lanjut dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan tindakan dan hasil pelaksanaan bantuan yang diberikan pada kasus tersebut sehingga setelah permasalahan itu selesai dapat diketahui sejauh mana upaya dan pemberian bantuan itu dapat mencapai hasil yang maksimal.

No comments:

Post a Comment

Popular Posts