Identifikasi
Kesulitan Belajar Siswa
dan Jenis- Jenis
Kesulitan Belajar
1. Jenis- Jenis Kesulitan Belajar
Kesulitan
belajar yang dirasakan oleh anak didik berbagai jenis yang dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
a)
Kesulitan
dalam berbicara dan berbahasa
Kesulitan dalam berbicara dan berbahasa
sering menjadi indikasi awal bagi kesulitan belajar yang din alami seseorang.
Orang yang mengalami kesulitan jenis ini mengemukakan dalam menghasilkan bunyi
yang tepat.
Ciri- ciri spesifik yang mengalami
gangguan dalam kesulitan berbicara dan berbahasa adalah:
(1)
Terlambat
dalam hal mengucapkan bunyi bahasa
(2)
Terlambat
dalam mengekspresikan pikiran atau gagasan melalui bahasa yang baik dan benar\
(3)
Terlambat
dalam hal pemahaman bahasa.
b)
Gangguan
kemampuan akademis
Seseorang yang mengalami gangguan
kemampuan akademis sering kali berbaur dengan teman- temannya yang dianggap
lebih pintar dari dirinya demi meningkatkan kemampuan membaca, menulis, maupun
berhitung. Seseorang dapat dikatagorikan mengalami gangguan akademis bila
mengalami:
(1)
Keterlambatan
dalam hal membaca
(2)
Keterlambatan
dalam hal menulis
(3)
Keterlambatan
dalam hal menghitung
c)
Gangguan
belajar lainnya
Gangguan belajar lainya mencakup
kesulitan dalam mengkoordinasikan angggota tubuh, seperti kesulitan dalam
memusatkan perhatian. Anak-anak maupun orang dewasa yang mengalami kesulitan
dalam memusatkan perhatian biasanya gemar melamun secara berlebihan. [1]
Bermacam-macam
kesulitan belajar sebagaimana disebutkan di atas selalu ditemukan di sekolah,
apalagi sekolah dengan sarana dan prasarana yang kurang lengkap serta tenaga
guru yang tidak sesuai dengan kualifikasi pendidkannya. Skala rasio antara
kemampuan daya tampung sekolah dan
jumlah tenaga guru serta jumlah siswa yang tidak berimbang dengan jumlah siswa
yang melebihi daya tampung sekolah.
2. Identifikasi Kesulitan Belajar
Siswa
Untuk dapat
memberikan solusi secara tepat atas kesulitan siswa, maka guru harus terlebih
dahulu melakukan identifikasi (Upaya mengenali gejala-gejala secara cermat
terhadap fenomena- fenomena yang menunjukan kemungkinan adanya kesulitan
belajar yang melanda siswa). Dalam hal ini guru dapat melakukan identifikasi
dengan cara memberikan solusi terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Dalam melakukan
diagnosis kesulitan belajar siswa perlu ditempuh langkah-langkah sebagai
berikut:
a)
Melakukan observasi kelas untuk melihat
prilaku menyimpang siswa ketika mengikuti pelajaran.
b)
Menanyakan yang menimbulkan kesulitan
belajar.
c)
Memeriksa penglihatan dan pendengaran
siswa khususnya yang diduga mengalami kesulitan belajar.
d)
Memberikan tes diagnostic bidang
kecakapan tertentu untuk mengetahui hakekat kesulitan yang dialami siswa.
e)
Memberikan tes kemampuan mengenai
intelegensi (IQ) khususnya kepada siswa yang diduga mengalami kesulitan
belajar.
Sedangkan beberapa gejala sebagai indikator adanya kesulitan belajar siswa, ini
dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu:[2]
a) Menunjukkan hasil belajar yang rendah (dibawah
rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompok kelas).
b)
Hasil
yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. Semisal ada
murid yang selalu berusaha untuk belajar dengan giat tetapi nilai yang dicapai
selalu rendah.
c)
Lambat
dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar.
d)
Menunjukkan
sikap-sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, menentang, berpura-pura,
dusta dan sebagainya.
e)
Menunjukkan
tingkah laku yang berkelainan, seperti membolos, datang terlambat, tidak
mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu di dalam atau di luar kelas, tidak mau
mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar, mengasingkan diri,
tersisihkan tidak mau bekerja sama, dan sebagainya.
f)
Menunjukkan
gejala emosional yang kurang wajar, seperti pemurung, mudah tersinggung,
pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi tertentu, misalnya
dalam menghadapi nilai rendah tidak menunjukkan adanya perasaan sedih atau
menyesal.
Dari semua
gejala yang tampak itu guru bisa menginterpretasikan/ memprediksi bahwa anak
kemungkinan mengalami kesulitan atau bisa juga dengan cara lain, yaitu
melakukan penyelidikan dengan cara sebagai berikut:
a.
Melakukan observasi dan pencatatan terhadap gejala-gejala yang tampak pada diri
subjek
b.
Mewawancara (interview) langsung terhadap orang lain, guru, orang tua siswa,
teman intim anak yang dapat memberikan informasi tentang orang yang diteliti.
c.
Mencari dokumentasi tentang faktor-faktor
penyebab kesulitan belajar
Selain itu
Fakhruddin menjelaskan lebih rinci langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam
mengidentifikasikan siswa yang diperkirakan menghalami kesulitan belajar,
yaitu:
a.
Menandai
siswa dalam satu kelas/dalam satu kelompok yang diperkirakan mengalami
kesulitan dalam belajar.
b.
Membandingkan
posisi/kedudukan siswa dalam kelompoknya atau dengan tingkat keberhasilan yang
telah ditetapkan untuk suatu mata pelajaran
c.
Teknik
yang dapat ditempuh, yaitu:
1)
Memiliki
nilai ulangan yang tercantum dalam laporan (record)
dan kemudian dibandingkan dengan rata-rata kelas
2)
Menganalisis
hasil ulangan yang dibuatnya dengan kesalahan yang dibuatnya
3)
Observasi
dalam proses belajar siswa, memeriksa buku catatan yang pada petugas bimbingan.[3]
Berdasarkan
pemaparan diatas, dapat difahami bahwa dengan mengidentifikasi siswa, maka
seorang guru dapat melihat dari gejal-gejala yang tampak itu bisa memprediksi
bahwa anak kemungkinan mengalami kesulitan belajar. Dalam menentukan siswa yang
mengalami kesulitan belajar dapat juga dilihat prestasi berlajar yang telah
diperoleh seorang siswa berdasrkan nilai lulus yang telah ditentukan siswa yang
nilainya berada di bawah nilai batas kelulusan digolongkan mengalami kesulitan
belajar. Dilihat dari rata-rata yang rendah/jumlah nilai yang rendah.
No comments:
Post a Comment