(WIRAUSAHA DALAM ERA GLOBALISASI DAN INOVASI)
A. Latar Belakang
Di era globalisasi seperti sekarang ini, persaingan semakin ketat dan
membutuhkan keuletan untuk dapat menyainginya. Pertumbuhan penduduk yang sangat
pesat menjadi masalah, hal ini diakibatkan karena semakin menyempitnya lapangan
pekerjaan yang tersedia.
Siswa-siswa sekolah lulusan SMA, banyak yang menganggur karena tidak
memiliki kompetensi yang tersedia. Akibatnya, pengangguran di mana-mana.
Pemerintahpun tidak berhenti begitu saja, SMK menjadi salah satu prioritas
untuk menghadapi permasalah tersebut. Dengan demikian, siswa-siswi yang baru
lulus dari SMP, langsung melanjutkan sekolah ke SMK. Akhirnya semakin banyak
dan semakin bertambah lulusan SMK, hal ini menimbulkan persaingan yang semakin
ketat. Berbagai tindakan yang tak lazim pun terkadang harus dilakukan dengan
tujuan agar dapat berkerja. Memang suatu kewajaran, hal ini sebuah pengupayaan
untuk menyambung kehidupan di masa mendatang.
Beralasan masalah tersebut, salah satu usaha yang dipandang jauh lebih
kompetitif dan produktif dengan menghadirkannya jiwa wirausahawan. Hal ini
diasumsikan sebagai alternatif yang lebih progresif untuk menghadapi persaingan
secara sehat. Dengan berwirausaha, kita dapat menyalurkan semua kemampuan yang
dimiliki dalam bentuk kegiatan berwirausaha. Dengan demikian, dalam makalah ini
akan dijelaskan secara rinci apa wirausaha itu, serta bagaimana menjadi seorang
wirausahawan yang handal.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Wirausaha
Kita tentu sering mendengar tentang kata “Wirausaha”, “Kewirausahaan”
maupun “Wirausahawan” Apakah yang dimaksud dengan “Wirausaha”, “Kewirausahaan”
maupun “Wirausahawan” tersebut? Dan apakah beda ketiga kata tersebut? Wirausaha
adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai
kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang
dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam
rangka meraih sukses.
Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang
memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara
kreatif. Sedangkan yang dimaksudkan dengan seorang Wirausahawan adalah
orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatankesempatan
bisnis; mengumpulkan sumber daya yang
dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta
memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam
dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses atau meningkatkan
pendapatan.
Intinya, seorang Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki jiwa
Wirausaha dan mengaplikasikan hakekat Kewirausahaan dalam hidupnya. Orang-orang
yang memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi dalam hidupnya. Secara
epistimologis, sebenarnya kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam
berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya,
tenaga penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup.
Seorang wirausahawan tidak hanya dapat berencana, berkata-kata tetapi juga
berbuat, merealisasikan rencana-rencana dalam pikirannya ke dalam suatu
tindakan yang berorientasi pada sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola
pikir tentang sesuatu yang baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan
sesuatu yang baru.
Wirausahawan adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif
dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity)
dan perbaikan (preparation) hidup (Prawirokusumo, 1997) Kewirausahaan (entrepreneurship)
muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide
barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan
yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha.
Secara
sederhana arti wirausahawan (entrepreneur)
adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam
berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri
dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam
kondisi tidak pasti.
Jiwa
kewirausawan mendorong minat seseorang untuk mendirikan dan mengelola usaha
secara profesional. Hendaknya minat tersebut diikiuti dengan perencanaan dan
perhitungan yang matang. Misalnya, dalam hal memilih atau menyeleksi bidang
usaha yang akan dijalankan sesuai dengan prospek dan kemampuan pengusaha.
Pemilihan bidang usaha seharusnya disertai dengan berbagai pertimbangan,
seperti minat, modal, kemampuan, dan pengalaman sebelumnya. Jika belum memiliki
pengalaman sebelumnya, seseorang dapat menimba pengalaman dari orang lain.
Pertimbangan lainnya adalah seberapa lama jangka waktu perolehan keuntungan
yang diharapkan.
Peter
F. Drucker mengatakan bahwa kewirausahawan merupakan kemampuan dalam
menciptakan sesuatu yang barudan berbeda.
Sementara
itu, Zimmerer mengartikan kewirausahawan sebagai suatu proses penerapan
kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk
memperbaiki kehidupan (usaha).
Dari
kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kewirausahawan merupakan suatu
kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan
memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang terus-menerus untuk menemukan
suatu yang berbeda dari yang sesudah atau sebelumnya. Kreativitas dan inovasi
tersebut pada akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak.
Wirausaha
dapat dijalankan seseorang atau sekelompok orang. Dengan kata lain, seseorang
baik secara pribadi maupun bergabung dengan
orang lain dapat menjalankan kegiatan usaha atau membuka usaha. Secara
pribadi artinya membuka prusahaan dengan inisiatif dan modal seorang diri.
Sementara itu, berkelompok adalah bersama-sama dua orang atau lebih dengan cara
masing-masing menyetor modal dalam bentuk uang atau keahliannya.
Jenis
usaha yang dijalankan dapat bersifat komersial dan sosial atau kedua-duanya.
Komersial artinya usaha yang dijlankan memang diarahkan untuk mencari
keuntungan semata. Sementara itu, usaha
yang bersifat sosial lebih menekankan pada pelayanan masyarakat. Namun, dalam
prktiknya sangat jarang ditemuai usaha yang hanya melakukan kegiatan sosial.
Kebanyakan perusahaan yang bersifat sosial selalu diiringi dengan kegiatan
bisnis meskipun kecil. Hal ini penting agar lembaga sosial itu dapat hidup
mandiri dan tidak selalu tergantung pada sumbangan dari masyarakat dalam
membiayai operasinya.
Jadi,
untuk berwirausahya dapat dilakukan dengan cara :
1.
Memiliki modal
sekaligus menjadi penelola.
2.
Menyetor modal dan
pengelolaan ditangani oleh pihak mitra.
3.
Hanya menyerahkan
tenaga namun dikonversikan ke dalam bentuk saham sebagai bukti pemilikan usaha.
B. Etika wirausaha
Suatu
kegiatan haruslah dilakukan dengan etika atau norma-norma yang berlaku di
masyarakat bisnis. Etika atau norma-norma ini digunakan agar para pengusaha
tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan dan usaha yang dijalankan
memperoleh simpati dari berbagai pihak. Pada akhirnya, etika tersebut ikut
membentuk pengusaha yang bersih dan dapat memajukan serta membesarkan usaha
yang dijalankan dalamwaktu yang relatif lebih lama.
Dengan
melaksanakan etika yang benar, akan terjadi keseimbangan hubugan antara pegusaha
dengan masarakat, pelanggan, pemerintah, dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan. Masing-masing pihak akan merasa di hargai dan dihormati.
Kemudian,ada rasa saling membutuhkan diantara mereka yang pda ahirnya
menumbukan rasa saling percaya, sehinga
usaha yang dijalankan dapat berkembang seperti yang diingikan.
Kemudian
etika atau norma yang harus ada dalam benak dan jiwa setiap pegusaha adalah
sebagai berikut.
1.
Kejujuran
2.
Bertanggung jawab .
3.
Menepati janji
4.
Disiplin
5.
Taat Hukum
6.
Suka Membantu
7.
Komitmen dan
Menghormati
8.
Mengejar Prestasi.
C. Tujuan dan Manfaat
Etika Wirausaha
Etika yang diberlakukan oleh pengusaha
terhadap berbagai pihak memiliki tujuan-tujuan tertentu. Tujuan etika tersebut
harus sejalan dengan tujuan perusahaan. Di samping memiliki tujuan, etika juga
sangat bermanfaat bagi perusahaan apabila dilakukan secara sungguh-sungguh.
Berikut ini beberapa tujuan etika
yang selalu ingin dicapai oleh prusahaan :
1.
Untuk persahabatan dan
pergaulan
2.
Menyenangkan orang lain
3.
Mebujuk pelanggan
4.
Mempertahankan
pelanggan
5.
Membina dan menjaga
hubungan
D. Sikap dan Prilaku
Wirausaha
Sikap dan prilaku pengusaha dan seluruh
karyawannya merupakan bagian penting dalam etika wirausaha. Oleh karena itu,
dalam praktiknya sikap dan prilaku yang harus ditunjukkan oleh pengusaha dan
seluruh karyawannya.
Adapun sikap dan prilaku yang hrus
dijalankan oleh pengusaha dan seluruh karyawan adalah sebagai berikut :
1)
Jujur dalam bertindak
dan besikap.
2)
Rajin, tepat waktu dan
tidak pemalas.
3)
Selalu murah senyum.
4)
Lemah lembut dan
ramah-tamah.
5)
Sopan santun dan
hormat.
6)
Selalu ceria dan pandai
bergaul.
7)
Fleksibel dan suka
menolong pelanggan.
8)
Serius dan memiliki
rasa tanggung jawab.
9)
Rasa memiliki
perusahaan yang tinggi.
E. Ciri-Ciri Wirausahawan
Yang Berhasil
Berwirausaha tidak selalu memberikan
hasil yang sesuai dengan harapan dan keinginan pengusaha, tidak sedikit
pengusaha yang mengalami kerugian dan akhirnya bangkrut, namun, banyak juga
wirausahawan yang berhasil untuk beberapa genarasi.
Berikut
ini beberapa ciri wirausahawan yang dikatakan berhasil :
1)
Memiliki visi dan
tujuan yang jelas.
2)
Inisiatif dan proaktif.
3)
Berorientasi pada
prestasi.
4)
Berani mengambil
resiko.
5)
Kerja keras.
6)
Bertanggung jawab
terhadap aktivitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang.
7)
Komitmen pada berbagai
pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus ditepati.
8)
Mengembangkan dan
memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung
dengan usaha yang dijalankan maupun tidak.
F.
Jenis-jenis Kewirausahaan
Jenis Kewirausahaan (Williamson, 1961) dapat
dituliskan sebagai berikut ini.
1) Innovating Entrepreneurship
Bereksperimentasi secara agresif, trampil mempraktekkan
transformasi-transformasi atraktif.
2) Imitative Entrepreneurship
Meniru inovasi yang berhasil dari para Innovating Entrepreneur.
3) Fabian Entrepreneurship
Sikap yang teramat berhati-hati dan sikap skeptikal tetapi yang segera
melaksanakan peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, apabila mereka tidak
melakukan hal tersebut, mereka akan kehilangan posisi relatif pada industri
yang bersangkutan.
4) Drone Entrepreneurship
Drone artinya malas. Penolakan untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk
melaksanakan perubahan-perubahan dalam rumus produksi sekalipun hal tersbut
akan mengakibatkan mereka merugi diandingkan dengan produsen lain.
Di banyak negara berkembang masih terdapat jenis entrepreneurship yang lain
yang disebut sebagai Parasitic Entrepreneurship, dalam konteks ilmu ekonomi
disebut sebagai Rent-seekers (pemburu rente). (Winardi, 1977).
G. Proses Kewirausahaan
v
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha:
1. Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat
untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali
dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru,
melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang
akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi
atau jasa.
2. Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap
"jalan", tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang
terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan,
organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil
keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
3. Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan
berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang
dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
4. Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang
diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka
perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.
v
Berdasarkan analisis pustaka terkait kewirausahaan, diketahui bahwa
aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan wirausaha adalah:
1. Mencari peluang usaha baru: lama usaha dilakukan, dan
jenis usaha yang pernah dilakukan,
2. Pembiayaan: pendanaan-jumlah dan sumber-sumber dana,
3. SDM: tenaga kerja yang dipergunakan,
4. Kepemilikan: peran-peran dalam pelaksanaan usaha,
5. Organisasi: pembagian kerja diantara tenaga kerja yang
dimiliki,
6. Kepemimpinan: kejujuran, agama, tujuan jangka panjang,
proses manajerial (POAC), dan
7. Pemasaran: lokasi dan tempat usaha.
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
Hasil pemaparan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan yaitu sebagai
berikut ini.
Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang
memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara
kreatif.
Wirausaha
adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai
kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang
dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam
rangka meraih sukses.
Wirausahawan
adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai
kesempatankesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang
dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta
memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam
dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses/meningkatkan pendapatan.
B. Saran
Setelah kita memahami bagaimana kewirausahaan itu, penulis berharap semua
orang dapat menjadi seorang wirausaha sehingga menjadi wirausahawan yang handal
dan dapat bersaing secara sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Prof.
Dr. Buchari, 2007, Kewirausahaan, Edisi Revisi, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Kasmir,
2007, Kewirausahaan, PT RajaGrafindo Perkasa, Jakarta.
Suryana,
2001, Kewirausahaan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
http://westaction.org/definitions/def_entrepreneurship_1.html
yang diakses pada tanggal 27 Maret 2013
No comments:
Post a Comment