Friday, 11 September 2015

BEBERAPA KESALAHAN SEBAGIAN JAMAAH DALAM IBADAH HAJI DAN UMRAH



Pertama, Kesalahan Dalam Ihrâm
Melewati mîqât tempatnya tanpa berihram dari mîqât tersebut, sehingga sampai ke Jeddah atau tempat lain di daerah mîqât. Kemudian melakukan ihrâm dari tempat itu. Hal ini menyalahi perintah Rasul saw. yang mengharuskan setiap jamaah haji agar berihram dari mîqât yang dilaluinya. Bagi yang melakukan kesaalahan tersebut agar kembali ke mîqât yang dilaluinya dan berihram dari mîqât tersebut jika memungkinkan. Jika tidak mungkin, ia wajib membayar fidyah dengan menyembelih binatang kurban di Mekkah dan memberikan keseluruhannya kepada orang-orang fakir.
Ketentuan tersebut berlaku bagi yang datang lewat udara, darat maupun laut. Jika tidak melintasi salah satu dari kelima mîqât tersebut, maka ia dapat berihram dari tempat yang sejajar dengan mîqât pertama yang dilaluinya.
Kedua, Kesalahan dalam Thawâf
1.      Memulai thawâf sebelum Hajar Aswad, seharusnya dimulai dari Hajar Aswad.
2.      Thawâf di dalam Hijir Ismail. Karena yang itu berarti ia tidak mengelilingi seluruh Ka'bah, tapi hanya sebagian. Sebab Hijir lsma'il termasuk Ka'bah. Maka dengan demikian tawafnya tidak sah (batal).
3.      Ramal (berjalan cepat) pada seluruh putaran yang tujuh. Padahal ramal (berjalan cepat) hanya dilakukan pada tiga putaran pertama. Itupun hanya berlaku dalam tawaf qudûm saja.
4.      Berdesak-desakan untuk dapat mencium Hajar Aswad. Terkadang beberapa orang sampai saling memukul dan mencaci-maki. Hal itu sebenarnya tidak boleh dilakukan karena dapat menyakiti sesama muslim di samping dilarang. Tidak mencium Hajar Aswad sebenarnya tidak membatalkan thawâf. Thawâf tetap sah sekalipun tidak mencium Hajar Aswad. Cukup dengan isyarat (mengacungkan tangan) dan bertakbir di saat berada sejajar dengan Hajar Aswad, walaupun dari jauh.
5.      Mengusap-usap Hajar Aswad dengan maksud untuk mendapatkan barakah dari batu itu. Hal ini adalah bid'ah, tidak mempunyai dasar sama sekali dalam Syari'at lslam. Sedang menurut tuntunan Rasul saw. cukup dengan menjamah dan menciumnya saja, itupun kalau memungkinkan.
6.      Menyentuh seluruh pojok Ka'bah, bahkan terkadang menjamah dan mengusap- usap seluruh dindingnya. Padahal Rasulullah saw. tidak pernah menjamah bagian-bagian Ka'bah kecuali Hajar Aswad dan Rukun Yamani saja.
7.      Menentukan doa khusus untuk setiap putaran dalam tawaf. Karena hal itu tak pernah dilakukan oleh Nabi saw. Adapun yang beliau lakukan setiap melewati Hajar Aswad adalah bertakbir dan pada setiap akhir putaran antara Hajar Aswad dan Rukun Yamani beliau membaca, “Wahai Tuhan kami. Berilah kebaikan di dunia dan di akhirat. Dan lindungilah kami dari siksaan api neraka”.
8.      Mengeraskan suara pada waktu thawâf sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian jamaah atau para mutawwif dapat mengganggu orang lain yang melakukan thawâf.
9.      Berdesak-desakan untuk melakukan salat di dekat Maqam Ibrahim. Hal ini menyalahi sunnah, disamping mengganggu orang-orang yang sedang thawâf. Maka cukup melakukan salat dua rakaat di tempat lain di dalam Masjid Haram.
Ketiga, Kesalahan dalam Sa’i
1.      Sebagian jamaah haji ketika naik ke atas Safa dan Marwah menghadap Ka'bah dan mengangkat tangan ke arahnya sewaktu membaca takbir, seolah-olah mereka bertakbir untuk salat. Hal ini keliru, karena Nabi saw. mengangkat kedua telapak tangan beliau yang mulia hanyalah di saat berdoa. Di bukit itu cukuplah membaca tahmid dan takbir serta berdoa kepada Allah sesuka hati sambil menghadap Kiblat. Dan lebih utama lagi membaca dzikir yang dilakukan oleh Nabi saw. saat beliau di bukit Safa dan Marwah.
2.      Berjalan cepat pada waktu Sa'i antara Safa dan Marwah pada seluruh putaran. Padahal menurut sunnah Rasul, berjalan cepat itu hanyalah dilakukan antara kedua tanda hijau saja, adapun yang lain cukup dengan berjalan biasa. [*]

No comments:

Post a Comment

Popular Posts