Wednesday 5 August 2015

WIRAUSAHA DALAM ERA GLOBALISASI DAN INOVASI



(WIRAUSAHA DALAM ERA GLOBALISASI DAN INOVASI)

A. Latar Belakang
Di era globalisasi seperti sekarang ini, persaingan semakin ketat dan membutuhkan keuletan untuk dapat menyainginya. Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat menjadi masalah, hal ini diakibatkan karena semakin menyempitnya lapangan pekerjaan yang tersedia.
Siswa-siswa sekolah lulusan SMA, banyak yang menganggur karena tidak memiliki kompetensi yang tersedia. Akibatnya, pengangguran di mana-mana. Pemerintahpun tidak berhenti begitu saja, SMK menjadi salah satu prioritas untuk menghadapi permasalah tersebut. Dengan demikian, siswa-siswi yang baru lulus dari SMP, langsung melanjutkan sekolah ke SMK. Akhirnya semakin banyak dan semakin bertambah lulusan SMK, hal ini menimbulkan persaingan yang semakin ketat. Berbagai tindakan yang tak lazim pun terkadang harus dilakukan dengan tujuan agar dapat berkerja. Memang suatu kewajaran, hal ini sebuah pengupayaan untuk menyambung kehidupan di masa mendatang.
Beralasan masalah tersebut, salah satu usaha yang dipandang jauh lebih kompetitif dan produktif dengan menghadirkannya jiwa wirausahawan. Hal ini diasumsikan sebagai alternatif yang lebih progresif untuk menghadapi persaingan secara sehat. Dengan berwirausaha, kita dapat menyalurkan semua kemampuan yang dimiliki dalam bentuk kegiatan berwirausaha. Dengan demikian, dalam makalah ini akan dijelaskan secara rinci apa wirausaha itu, serta bagaimana menjadi seorang wirausahawan yang handal.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Wirausaha
Kita tentu sering mendengar tentang kata “Wirausaha”, “Kewirausahaan” maupun “Wirausahawan” Apakah yang dimaksud dengan “Wirausaha”, “Kewirausahaan” maupun “Wirausahawan” tersebut? Dan apakah beda ketiga kata tersebut? Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses.
Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif. Sedangkan yang dimaksudkan dengan seorang Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatankesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya  yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses atau meningkatkan pendapatan.
Intinya, seorang Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki jiwa Wirausaha dan mengaplikasikan hakekat Kewirausahaan dalam hidupnya. Orang-orang yang memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi dalam hidupnya. Secara epistimologis, sebenarnya kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Seorang wirausahawan tidak hanya dapat berencana, berkata-kata tetapi juga berbuat, merealisasikan rencana-rencana dalam pikirannya ke dalam suatu tindakan yang berorientasi pada sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola pikir tentang sesuatu yang baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan sesuatu yang baru.
Wirausahawan adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup (Prawirokusumo, 1997) Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha.
Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.
Jiwa kewirausawan mendorong minat seseorang untuk mendirikan dan mengelola usaha secara profesional. Hendaknya minat tersebut diikiuti dengan perencanaan dan perhitungan yang matang. Misalnya, dalam hal memilih atau menyeleksi bidang usaha yang akan dijalankan sesuai dengan prospek dan kemampuan pengusaha. Pemilihan bidang usaha seharusnya disertai dengan berbagai pertimbangan, seperti minat, modal, kemampuan, dan pengalaman sebelumnya. Jika belum memiliki pengalaman sebelumnya, seseorang dapat menimba pengalaman dari orang lain. Pertimbangan lainnya adalah seberapa lama jangka waktu perolehan keuntungan yang diharapkan.
Peter F. Drucker mengatakan bahwa kewirausahawan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang barudan berbeda.
Sementara itu, Zimmerer mengartikan kewirausahawan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).
Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kewirausahawan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang terus-menerus untuk menemukan suatu yang berbeda dari yang sesudah atau sebelumnya. Kreativitas dan inovasi tersebut pada akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak.
Wirausaha dapat dijalankan seseorang atau sekelompok orang. Dengan kata lain, seseorang baik secara pribadi maupun bergabung dengan  orang lain dapat menjalankan kegiatan usaha atau membuka usaha. Secara pribadi artinya membuka prusahaan dengan inisiatif dan modal seorang diri. Sementara itu, berkelompok adalah bersama-sama dua orang atau lebih dengan cara masing-masing menyetor modal dalam bentuk uang atau keahliannya.
Jenis usaha yang dijalankan dapat bersifat komersial dan sosial atau kedua-duanya. Komersial artinya usaha yang dijlankan memang diarahkan untuk mencari keuntungan semata.  Sementara itu, usaha yang bersifat sosial lebih menekankan pada pelayanan masyarakat. Namun, dalam prktiknya sangat jarang ditemuai usaha yang hanya melakukan kegiatan sosial. Kebanyakan perusahaan yang bersifat sosial selalu diiringi dengan kegiatan bisnis meskipun kecil. Hal ini penting agar lembaga sosial itu dapat hidup mandiri dan tidak selalu tergantung pada sumbangan dari masyarakat dalam membiayai operasinya.
Jadi, untuk berwirausahya dapat dilakukan dengan cara :
1.      Memiliki modal sekaligus menjadi penelola.
2.      Menyetor modal dan pengelolaan ditangani oleh pihak mitra.
3.      Hanya menyerahkan tenaga namun dikonversikan ke dalam bentuk saham sebagai bukti pemilikan usaha.
B.     Etika wirausaha
Suatu kegiatan haruslah dilakukan dengan etika atau norma-norma yang berlaku di masyarakat bisnis. Etika atau norma-norma ini digunakan agar para pengusaha tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan dan usaha yang dijalankan memperoleh simpati dari berbagai pihak. Pada akhirnya, etika tersebut ikut membentuk pengusaha yang bersih dan dapat memajukan serta membesarkan usaha yang dijalankan dalamwaktu yang relatif lebih lama. 
Dengan melaksanakan etika yang benar, akan terjadi keseimbangan hubugan antara pegusaha dengan masarakat, pelanggan, pemerintah, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Masing-masing pihak akan merasa di hargai dan dihormati. Kemudian,ada rasa saling membutuhkan diantara mereka yang pda ahirnya menumbukan rasa saling  percaya, sehinga usaha yang dijalankan dapat berkembang seperti yang diingikan.
Kemudian etika atau norma yang harus ada dalam benak dan jiwa setiap pegusaha adalah sebagai berikut.
1.      Kejujuran
2.      Bertanggung jawab .
3.      Menepati janji
4.      Disiplin
5.      Taat Hukum
6.      Suka Membantu
7.      Komitmen dan Menghormati
8.      Mengejar Prestasi.
C.    Tujuan dan Manfaat Etika Wirausaha
Etika yang diberlakukan oleh pengusaha terhadap berbagai pihak memiliki tujuan-tujuan tertentu. Tujuan etika tersebut harus sejalan dengan tujuan perusahaan. Di samping memiliki tujuan, etika juga sangat bermanfaat bagi perusahaan apabila dilakukan secara sungguh-sungguh.
            Berikut ini beberapa tujuan etika yang selalu ingin dicapai oleh prusahaan :
1.      Untuk persahabatan dan pergaulan
2.      Menyenangkan orang lain
3.      Mebujuk pelanggan
4.      Mempertahankan pelanggan
5.      Membina dan menjaga hubungan
D.    Sikap dan Prilaku Wirausaha
Sikap dan prilaku pengusaha dan seluruh karyawannya merupakan bagian penting dalam etika wirausaha. Oleh karena itu, dalam praktiknya sikap dan prilaku yang harus ditunjukkan oleh pengusaha dan seluruh karyawannya.
Adapun sikap dan prilaku yang hrus dijalankan oleh pengusaha dan seluruh karyawan adalah sebagai berikut :
1)      Jujur dalam bertindak dan besikap.
2)      Rajin, tepat waktu dan tidak pemalas.
3)      Selalu murah senyum.
4)      Lemah lembut dan ramah-tamah.
5)      Sopan santun dan hormat.
6)      Selalu ceria dan pandai bergaul.
7)      Fleksibel dan suka menolong pelanggan.
8)      Serius dan memiliki rasa tanggung jawab.
9)      Rasa memiliki perusahaan yang tinggi.
E.     Ciri-Ciri Wirausahawan Yang Berhasil
Berwirausaha tidak selalu memberikan hasil yang sesuai dengan harapan dan keinginan pengusaha, tidak sedikit pengusaha yang mengalami kerugian dan akhirnya bangkrut, namun, banyak juga wirausahawan yang berhasil untuk beberapa genarasi.
Berikut ini beberapa ciri wirausahawan yang dikatakan berhasil :
1)      Memiliki visi dan tujuan yang jelas.
2)      Inisiatif dan proaktif.
3)      Berorientasi pada prestasi.
4)      Berani mengambil resiko.
5)      Kerja keras.
6)      Bertanggung jawab terhadap aktivitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang.
7)      Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus ditepati.
8)      Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak.
F.      Jenis-jenis Kewirausahaan
Jenis Kewirausahaan (Williamson, 1961) dapat dituliskan sebagai berikut ini.
1)      Innovating Entrepreneurship
Bereksperimentasi secara agresif, trampil mempraktekkan transformasi-transformasi atraktif.
2)      Imitative Entrepreneurship
Meniru inovasi yang berhasil dari para Innovating Entrepreneur.
3)      Fabian Entrepreneurship
Sikap yang teramat berhati-hati dan sikap skeptikal tetapi yang segera melaksanakan peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, apabila mereka tidak melakukan hal tersebut, mereka akan kehilangan posisi relatif pada industri yang bersangkutan.
4)      Drone Entrepreneurship
Drone artinya malas. Penolakan untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk melaksanakan perubahan-perubahan dalam rumus produksi sekalipun hal tersbut akan mengakibatkan mereka merugi diandingkan dengan produsen lain.
Di banyak negara berkembang masih terdapat jenis entrepreneurship yang lain yang disebut sebagai Parasitic Entrepreneurship, dalam konteks ilmu ekonomi disebut sebagai Rent-seekers (pemburu rente). (Winardi, 1977).
G.    Proses Kewirausahaan
v  Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha:
1.      Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa.
2.      Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap "jalan", tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
3.      Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
4.      Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.
v  Berdasarkan analisis pustaka terkait kewirausahaan, diketahui bahwa aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan wirausaha adalah:
1.      Mencari peluang usaha baru: lama usaha dilakukan, dan jenis usaha yang pernah dilakukan,
2.      Pembiayaan: pendanaan-jumlah dan sumber-sumber dana,
3.      SDM: tenaga kerja yang dipergunakan,
4.      Kepemilikan: peran-peran dalam pelaksanaan usaha,
5.      Organisasi: pembagian kerja diantara tenaga kerja yang dimiliki,
6.      Kepemimpinan: kejujuran, agama, tujuan jangka panjang, proses  manajerial (POAC), dan
7.      Pemasaran: lokasi dan tempat usaha.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Hasil pemaparan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan yaitu sebagai berikut ini.
 Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.
Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses.
Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatankesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses/meningkatkan pendapatan.

B. Saran
Setelah kita memahami bagaimana kewirausahaan itu, penulis berharap semua orang dapat menjadi seorang wirausaha sehingga menjadi wirausahawan yang handal dan dapat bersaing secara sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Alma, Prof. Dr. Buchari, 2007, Kewirausahaan, Edisi Revisi, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Kasmir, 2007, Kewirausahaan, PT RajaGrafindo Perkasa, Jakarta.
Suryana, 2001, Kewirausahaan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
http://westaction.org/definitions/def_entrepreneurship_1.html yang diakses pada tanggal 27 Maret 2013














No comments:

Post a Comment

Popular Posts